Ko Infeksi TB HIV

June 01, 2014

TB merupakan penyakit berbahaya jika tidak disembuhkan, karena dapat menimbulkan kematian.
Sebenarnya penyakit ini bisa dikalahkan dengan rutin minum obat  selama 6 bulan dan selalu menjaga kesehatan. Sesorang dicurigai menderita TB jika ditemukan gejala batuk berdahak lebih dari 6 minggu, penurunan berat badan, berkeringat dimalam hari. 

Langkah yang harus dilakukan adalah dengan segera memeriksakan diri ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.  TB bisa menyerang organ tubuh lainnya selain paru-paru, pada paru-paru lebih mudah terjadi proses penularannya. 

Penyebarannya dari orang ke orang melalui udara . Ketika orang-orang dengan TB paru batuk , bersin atau meludah , terdoronglah kuman TB ke udara dari paru-paru mereka. 

Kemudian menghirup beberapa kuman tersebut, ditambah lagi penularannya akan lebih mudah jika di lingkungan dengan sumber udara terbatas, misalnya ruangan berpendingin udara yang tertutup rapat.

Saat menghirup kuman TB seseorang tidak akan langsung sakit tapi Kuman ini akan Tidur didalam tubuh disebut dengan fase laten. Sekitar sepertiga dari populasi dunia memiliki TB laten , yang berarti orang telah terinfeksi oleh bakteri TB tetapi tidak ( belum) sakit dengan penyakit dan tidak bisa menularkan penyakit . 

Ketika daya tahan melemah maka mulailah menyerang  disebut juga dengan TB aktif. Orang yang terinfeksi bakteri TB memiliki risiko jatuh sakit dengan TB dari 10 %  dan dapat menginfeksi hingga 10-15 orang lain melalui kontak dekat selama setahun.

Tanpa pengobatan yang tepat hingga dua pertiga orang sakit dengan TB akan mati .
Angka keberhasilan sembuh TB tinggi jika kita rutin berobat serta menghindari prilaku beresiko buruk pada kesehatan seperti narkoba, seks bebas, merokok. 

Menurut teorinya jika dilakukan pasti sembuh tapi Pada kenyataannya TB masih berkembang bahkan bisa menjadi TB MDR. Ternyata ketidakpatuhan  menjadi kunci untuk masalah TB. Meminum obat yang rutin menyebabkan kebosanan apalagi jika menimbulkan efek samping saat mengonsumsi obat tersebut. 

Kepatuhan dan keinginan untuk sembuh adalah syarat yang harus dimiliki oleh seseorang yang menderita TBC. Peran keluarga juga diharapkan dalam penyembuhan yaitu dengan menjadi PMO dan memberi suport pada Penderita TB.
Ada 4 tahap TB sehubungan dengan resistensi obat yaitu Obat masih sensitif, bisa diobati dengan 4 jenis obat anti TB (OAT), Terjadinya Multi Drug Resistance (MDR), yang ditangani dengan OAT lini 2 danTerjadinya Extreme Drug Resistance (XDR), dimana pengobatannya yang amat sulit serta bila sudah terjadi Total Drug Resistance (TDR), maka tidak ada obatnya sama sekali. TB MDR terjadi karena pengobatan yang tidak sesuai dengan standar (mulai diagnosis, rejimen pengobatan, kepatuhan dan ketuntasan pengobatan serta terlaporkan agar bisa dipantau kesembuhannya) MDR-TB yang memang lebih sulit dan jauh lebih mahal dari TB biasa pengobatannya selama 19 - 24 bulan

Ko-infeksi TB HIV
Tuberkulosis masih merupakan masalah kesehatan utama di dunia. Pada tahun 2012 diperkirakan 8,6 juta orang terjangkit TB dan 1,3 juta orang meninggal karena TB, termasuk 320 ribu kematian diantara orang dengan HIV positif (Global Report WHO 2013). TB menyerang semua kalangan baik tua muda terutama masa produktif. TB saja sudah mengurangi kualitas hidup apalagi jika ada HIV. Sungguh kasihan.

Upaya penyembuhan TB dengan menggunakan strategi Dots dengan harapan bisa mengikis penyakit ini dari muka bumi. Ternyata telah banyak kemajuan yang dicapai dalam pengendalian TB di Indonesia, tetapi tantangan masalah TB ke depan tidaklah semakin ringan. 

Tantangan tersebut di antaranya berupa meningkatnya koinfeksi TB HIV, kasus TB MDR, kelemahan manajemen dan kesinambungan pembiayaan program pengendalian TB. Dalam paparannya di TBindonesia.or.id dijelaskan munculnya epidemi HIV dan AIDS di dunia menambah permasalahan TB.

Seperti sudah diketahui secara umum, HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Selemah apa pun penyakit yang menyerang tubuh, Jika sistem kekebalan tubuh terganggu maka tidak bisa menangkal. Jika pengidap TB Latent tertular HIV, bakteri-bakteri yang tadinya tertidur atau pasif akan bangun dan aktif menyerang tubuh akibat sistem kekebalan tubuh yang lemah. Ko-infeksi dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) akan meningkatkan risiko kejadian TB secara signifikan

Pasien ko-infeksi TB-HIV adalah pasien TB dengan HIV positif dan ODHA dengan TB. Pada orang dengan system imunitas yang menurun misalnya ODHA, infeksi TB laten mudah berkembang menjadi TB aktif sekitar 21-34 kali

Di Indonesia, TB merupakan tantangan bagi pengendalian AIDS karena merupakan infeksi penyerta yang sering terjadi pada ODHA (31,8%). WHO memperkirakan jumlah pasien TB dengan status HIV positif di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 7,5%, terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang hanya 3,3% (Global Report WHO 2013).

Orang yang hidup dengan HIV dan terinfeksi TB  membentuk kombinasi yang mematikan , masing-masing mempercepat  kematian  merupakan pembunuh utama orang yang hidup dengan HIV. Selalu ingat TB jika tidak diobati bisa menyebabkan kematian, apalalagi HIV aids yang tidak ada obatnya. PEngobatan untuk  ko infeksi TB HIV adalah dengan minum obat yang menguatkan daya tahan tubuh dan menyembuhkan TB dengan minum OAt

 sumber 
  •  www.tbindonesia.or.id
  • www.stoptbindonesia.org
  • www.depkes.go.id
  • www.who.org

You Might Also Like

0 komentar

Hai... silahkan tinggalkan pesan dan tunggu saya approve ya...
terima kasih udah berkunjung

sosial media

LinkedIn

Join

KSB

Total Pageviews

Kelas Growth dari Growthing.id*