Friday 15 February 2019

Zero Waste 3M, Cara Mengurangi Sampah yang Efektif

Ketika saya menikah dan merantau barulah kepikiran tentang sampah akan bermuara dimana dan jika sudah over apa yang terjadi?

Baca: Setelah peringatan HPSN kita mau apa  lagi? 

Kok lambat ya? Ini akibat semua sampah dirumah saya pengelolaannya dengan dipilah dan dibakar . Jadi saat itu mikir bukan masalah besar

Beberapa plastik dan kertas dikumpulkan kemudian dipanggil tukang loak, kalau ngak laku akan dibakar.Tapi ngak semua juga berakhir di api  , sampah aseperti pecahan kaca akan dikubur demi keamanan. Kalau botol kaca digunakan lagi.

Merantau membuka mata saya ,bahwa tidak semudah membuang sampah untuk bisa mengatasi permasalahannya.

 Baca: merantaulah karenanya akan kaya pengalaman 

Contoh kecilnya adalah saat tong sampah didepan rumah penuh dan menimbulkan bau itu ngak enak banget. Bagaimana dengan mereka yang bergulat setiap harinya dengan ini.

Upaya sederhana menerapkan zero waste

Saya berpikir perlu upaya untuk mengelola sampah, awalnya dengan menyuruh tetangga menggunakan plastik untuk membuang sampahnya. Setelah dipikir-pikir kok solusi jangka pendek, bau tak menyengat tapi nambah beban di TPA

Hal itu bikin saya gusar, beruntung saat melihat IG saya ketemu dengan akun Zero Waste bersama DK Wardhani, penulis buku bertemakan lingkungan.

Baca: 10 kategori akun instagram ini ngabisin kuota tapi bikin happy

Tak hanya akun mbak ini aja, semua yang menyangkut zero waste saya follow. Dari mereka saya mengetahui tentang kondisi sampah di Indonesia memprihatinkan. Hati makin teriris saat mengetahui ternyata banyak hewan baik itu didarat dan laut terkena dampak sampah.

Saya tak belajar online secara khusus tapi lebih kepada membaca postingan mereka dan berusaha mengikuti gerakan zero waste (nol sampah).

Gerakan ini tak mudah apalagi berkaitan dengan kebiasaan, kita berusaha meminimalkan kegiatan nyampah dan itu dimulai dari rumah sendiri.
Rumah merupakan penghasil sampah terbanyak dan tersering. Dimulai dari pagi sampai malam akan selalu ada sisa komsumsi.

Menurut DK Wardhani, ada 3 langkah dalam memulai zero waste

  • Mencegah

Beberapa kali mbak ini membahas di IG upayanya untuk mencegah pemakaian barang-barang sekali pakai dan sulit terurai, misalnya plastik.

Kresek plastik sering menjadi singel transfer, maksudnya keberadaan untuk membawa belanjaan dan itupun hanya sekali pakai saja. Habis itu buang.

Hal wajib yang saya bawa saat belanja adalah membwa keranjang, kesemua belanja itu aman di keranjang. Upaya lainnya dengan belanja di satu tempat sehingga beberapa belanjaan bisa ditumpuk dalam satu plastik.

Jadi masih pakai plastik?  Iya tapi hanya 20% 80% lagi saya udah bisa mengurangi masuk ke rumah.  Kenapa tidak 100%? Beberapa pedagang ngeyel untuk dermawan plastik,  berlapis-lapis untuk 1 belanjaan. Dan saya kadang capek berdebat dengan mereka. Bukan berarti nyerah ya

Upaya pencegahan lainnya adalah dengan selalu membawa wadah minum saat  bepergian. Ini mencegah penggunaan botol plastik air mineral. Saat ingin jajan saya bawa wadah makanan sendiri untuk menghindari sampah kemasannya.

Food prep, ini lagi ngehits dan saya mencobanya juga. Merancang menu untuk beberapa hari kedepan demi menghindari makanan yang terbuang. Dan saat makan ambil secukupnya

  • Memilah

Memisahkan sampah berdasarkan jenisnya. Saya membagi dalam beberapa kantong besar seperti :
1.Sampah organik, berasal dari sisa sayuran, buah, kulit telur, sisa ikan dan daging juga sisa nasi dan ampas kelapa. 
2.Sampah anorganik, berasal dari berbagai jenis plastik, kaca, kardus, botol dan kertas.

  • Mengolah 

kelola sampah sebisa mungkin dan jika ngak bisa barulah masuk ke tempat sampah Bentuk pengolahan sampah yang saya lakukan di rumah.
1. Sampah kantong plastik dicuci lagi kemudian disimpan  
2.Sisa dapur seperti sayuran, buah, sisa  ampas kelapa dikomposkan . Untuk kulit telur dijadikan pupuk, dan minyak jelantah hampir tidak ada karena saya rasa pelit menuang minyak ke kuali. Buaha..ha..
Sedangkan tulang ikan dikasih kucing. 
3. Menjadikan sampah berguna lagi seperti membuat ecobrick, hiasan dari botol shampo 
4. Sementara kertas dan bungkus detergen akan saya serahkan ke Bank Sampah.  
5.Bagaimana dengan sampah organik?  Kami punya satu dispenser rusak dan itu dijadikan stool. Lumayan menambah tempat duduk. 

Langkah sederhana itu jika disingkat adalah zero waste 3 M Mencegah, Memilah dan Mengolah. Beda dengan upaya pencegahan DBD.

Saat menerapkan ini jumlah sampah saya paling sedikit dibandingkan dengan warga komplek lainnya Bahkan ketika tukang sampah libur saya mah seloow aja.

No comments:

Post a Comment

Hai... silahkan tinggalkan pesan dan tunggu saya approve ya...
terima kasih udah berkunjung