Sunday 13 January 2019

Mulai Menerapkan Zero Waste dari Hal Sederhana

Kepadatan penduduk yang tinggi membuat lahan untuk menampung sisa komsumsi  terbatas. Hal ini sering terjadi di perkotaan yang semua sisa komsumsinya bermuara pada TPA tanpa memandang jenisnya.

Berbeda dengan didesa luasnya lahan membuat sampah dibakar dan dikomposkan (sudah ada pemilahan secara kasar). Sebenarnya cara membakar masih kurang tepat karena membuat terlepasnya zat berbahaya ke udara dan akan makin luas sebarannya saat ditiup angin.

Duh... Serba susah ya, buang sampah pada tempatnya yaitu TPA berbahaya, dikarenakan banyak yang tidak mudah terurai terutama jenis plastik membuat tumpukan menggunung. Gunungan ini akan pencemaran serius di TPA.  Apalagi  jika sampah dibuang sembarangan seperti laut, sungai.

Menurut Riset Greeneration, organisasi nonpemerintah yang  selama 10 tahun mengikuti isu sampah, satu orang di Indonesia rata-rata menghasilkan 700 kantong plastik per tahun. Di alam, kantong plastik yang tak terurai menjadi ancaman kehidupan dan ekosistem (Kompas, 23 Januari 2016).

Masih ingat kan dengan paus sperma terdampar di Pulau kapota. Diduga menemui ajalnya akibat makan banyak sampah, tidak tanggung-tanggung mencapai 5,9 kilogram Duhh... Lihat sampah udah mengancam kondisi kehidupan makhluk laut. 

Itu yang terekspos bagaimana dengan yang lain ?? Banyak loh
Zero waste dan dampaknya terhadap lingkungan

Indonesia darurat sampah,  Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan , di tahun 2019 sampah di Indonesia akan mencapai 68 juta tons. Sedangkan plastik sampah diperkirakan akan mencapai 9.52 tons. Ewww..  rekor.

Zero waste sebagai solusi


Kondisi ini mulai disadari sebagian orang dengan pengurangan sampah plastik. Istilah yang lagi in adalah Zero waste,  upaya untuk bebas sampah. Maksudnya adalah upaya untuk mengubah gaya hidup secara berkelanjutan, dimana semua material yang tidak terpakai lagi mampu menjadi sumber daya.  Ya... Tak ada lagi yang terbuang dan mengotori lingkungan.

Pertanyaanya,  bisakah kita 100% bebas sampah? Rasanya agak sulit untuk masa sekarang. Gaya hidup yang hedon, maksudnya membeli sesuatu yang tak perlu dan berakhir jadi sampah. Hal lain yang bikin sulit adalah semuanya berpusat pada plastik, setiap belanja akan diberi kantong. Walaupun begitu ada juga kepedulian orang dengan menciptakan toko kelontong yang menerima pembelian dengan wadah sendiri.

Jadi ya, zero waste itu merupakan upaya untuk menjalani hidup minim sampah. Tak bisa dipungkiri apapun kegiatan akan ada hasil akhirnya yang bersisa dan terbuang dan gerakan ini ingin yang berbentuk sisa bisa dimanfaatkan lagi.

Duh.. Luas banget cakupan zero waste tak melulu tentang kemasan, atau plastik tapi juga material sisa baik dalam bentuk padatan, cair ataupun gas. Contohnya sampah dapur yang ada tak diolah atau penggunaan deterjen akan menghasilkan air limbah dan berdampak pada lingkungan.

Contoh kegiatan zero waste penggunaan kembali Sabun batang dari hotel. Ieee ...eee.pakai bekas orang donk?  Tenang dulu, seperti yang diketahui saat menginap
akan diberi perangkat mandi seperti sabun ,shampo dan pasta gigi. Kesemua ini akan menjadi sisa saat telah dipakai terutama sabun batangan dan akan terbuang.

Zero waste tidak menginginkan hal ini, sehingga dilakukanlah penyortiran sabun hotel, mana yang layak akan dikumpulkan dan dikirim ke SOS Children’s Village Lembang.

Sabun tersebut diolah untuk mengembalikan higienitasnya, dengan cara menyikat dari kotoran yang terlihat. Setelah itu, sabun akan dipotong-potong kecil lalu dimasukkan ke dalam larutan klorin untuk membunuh bakteri dan mengembalikan kebentuknya.

Sesuailah dengan esensi hidup minim sampah, penggunaan kembali dan pengurangan barang-barang yang kita miliki. Artinya kita harus berpikir ulang sebelum menggunakan atau membeli sesuatu.

Zero waste dari diri sendiri

Ingatkan dengan "sedikit demi lama-lama jadi bukit, begitu juga dengan zero waste. Prilaku diri sendiri yang kecil tapi berdampak bagi lingkungan jika kontinu dan tak menutup kemungkinan menular ke orang lain.

Contoh sederhana untuk menerapkan zero waste dalam kehidupan

1.Menggunakan reusabel menstruaal pad  atau cloudy bagi anak.

Kantong plastik baru dapat mulai terurai paling tidak 20 tahun di dalam tanah. Jika kantong plastik itu berada di air, akan lebih sulit lagi terurai.

Pembalut dan popok merupakan kebutuhan bagi wanita dan anak dan akan sulit untuk terurai diperlukan waktu 200-400 tahun. Hal ini dikarenakan sudah terkontaminasi dan harus dipisahkan , proses ini membuat daur ulangnya menjadi lama.

Jika sehari mereka ganti 3 kali kalau setahun bisa dihitung besar sampahnya. Keduanya menjadi penyumbang sampah terbesar , membahayakan lingkungan karena mengandung bahan-bahan berbahaya.

Baca: perkembangan menspad dari masa ke masa

Oh iya.. Sekarang banyak yang udah mencoba menstuarual cup. Tertarik?

2.Selalu membawa wadah untuk makan dan minum serta kantong untuk belanja

Tak usah malu bawa tentengan berisi air atau kotak makan. Pembiasaan dari orang tua bawa air kemanapun menjadikan kebiasaan. Ke Jambi yang jaraknya 3 jam aja saya bawa seliter air.

Bagaimana jika ingin belanja minuman dan makanan di gerai, sebisa mungkin berikan wadah ke penjualnya. Ya dengan konsekuensinya kemungkinan ditolak ada, apa salahnya mencoba toh ngak akan merugikan mereka.  Oh...iya saat bawa wadah jangan "tertipu zero waste "ya.  Maksudnya gini, makanan dan minuman udah diwadahin eeh,,, masih menerima sedotan atau sendok plastik.

Salah satu usaha mengurangi sampah plastik adalah dengan menghemat penggunaan kantong plastik. Caranya membawa kantong belanja sendiri sejak dari rumah. Jujur ya, saya agak susah untuk bagian ini suka berdebat dengan pejualnya. Mereka maksa ngasih secara cuma-cuma dengan alasan belanjanya ngak cantik atau ngak rapi. Bayangkan berapa jumlahnya jika setiap hari  berbelanja dan menggunakan plastik yang sekali buang.

Biasanya cara yang saya lakukan nego dengan mereka untuk kantong plastiknya, semua belanja cukup 1 untuk aja. Kalau ngak mau, yah minggu besok ngak akan ke sana lagi tinggal cari pedagang lain. Atau cara lainnya saya cari tempat yang lengkap jadi semua belanjaan sayuran campur dalam 1 kantong.

Ada juga yang menyarankan ke supermarket, bisa pakai pouch, tapi saya tak menemukan feelnya saat beli sayur ikan mungkin karena orang ndeso.

3. perbaiki setiap yang rusak dan beli sesuai kebutuhan
Selagi bisa diperbaiki terutama elektronik kenapa harus dibeli. Sebenarnya kata kunci lain hidup minim sampah adalah merasa cukup dengan yang dimiliki.

4.pilah -pilih sampah
Upaya ini udah lama dilakukan, memisahkan organik dan non organik. Sisa dari dapur dijadikan kompos, tapi cemas juga kalau lubangnya penuh gimana ya?  Duhh.. Susahnya Punya halaman kecil.

Sampah dalam bentuk kertas dan botol di pisahkan. Pengen mengirim ke bank sampah, tapi saya ngak tau lokasinya didaerah jambi. Sedangkan botol dijadikan ecobrick.

5. Food prepation
Kampanye zero waste erat kaitannya dengan kampanye plastic free. Well, not really untuk dizaman sekarang. Jadi mari kita  beri batasan plastik mana yang harus dihindari dan membahayakan lingkungan yaitu plastik sekali pakai, barang-barang disposables dan yang sangat sulit di daur ulang, misalnya seperti bahan campuran komposit plastik dan aluminium – bahan sachet.

Belanja udah aman, tinggal menyiapkan menu seminggu. Kenapa? upaya penghematan dan pengurangan plastik, kan tidak semua pedagang paham dengan diet plastik.

Biasanya food prep ini menggunakan container, jangan sampai boros beli yang mahal. Gunakan yang ada dirumah tapi yang aman untuk kesehatan. 

Persoalan sampah tak kunjung selesai, malahan akan bertambah dan kesadaran kita perlu ada. Menjadikan Zero waste sebagai habit itu perlu dan selalu ingat dengan it is not just about the packaging!
#sayapilihbumi

Sumber: https://zerowaste.id/knowledge/jawaban-dari-masalah-sampah-di-indonesia/

No comments:

Post a Comment

Hai... silahkan tinggalkan pesan dan tunggu saya approve ya...
terima kasih udah berkunjung