Friday 14 December 2018

Kenangan Dengan Teman Yang Tak Bisa Diketahui Keberadaannya

Waktu kecil saya ngak banyak punya teman bermain, bukan karena pilih-pilih tapi dilingkungan rumah kami kebanyakan anak laki-laki. Kalaupun ada anak perempuan umurnya diatas dan kakak itu beda sama saya dalam hal disiplin.
Pulang sekolah, makan dan ganti baju habis itu boleh main. Nah kalau kakak itu langsung ngerjain PR, pernah juga saya tunggu dan kami bermain bersama. Ngak seru, hanya boleh dirumah. Ini itu dilarang. Bosan kan?

Saya menjauhi kakak itu dan diam dirumah saja. Mau main sama anak laki -laki ngak boleh dan lagi kurang seru. Rasanya ngak matching obrolan sama permainan mereka. Jadi kalau main , ya di sekolah aja.

Suatu hari sepulang sekolah saya berhenti didepan warung dan ketemu anak perempuan berseragam SD. Kami ngak kenalan sedikitpun, hanya memandang saja. Udah..habis itu pulang.

Seminggu berlalu kami hanya curi-curi pandang. Entah kenapa gengsi yang begitu tinggi ini muncul begitu saja dan mengalahkan kepo. Muluik takunci darah badampuang

Perkenalkan terjadi ketika disuruh beli rokok ke warungnya. Dia yang melayani dan mau tak mau kami ngobrol garing aja. Nanya nama dan sekolah dimana?  Tuhh... Suka salah dan menganggap sombong kalau gak kenal diriku.

Wajar saja ,saya itu ngak bisa sksd sama orang. Bukannya ngak mau negur duluan tapi bingung mulainya gimana.

Keesokan harinya suasana ngak kaku lagi. Saya mampir ke warungnya dan merencanakan main bersama. Kami main bertiga dirumahnya, karena dia harus jaga warung.

Beberapa kali ke sana saya ngasih ide main keluar aja. Setelah minta izin kami main diluar dan permainan pertama kami adalah masak-masak real. Pakai api dan minyak goreng. Sebenarnya ini usul adiknya yang laki -laki.

Berbekal lilin dari warungnya, gunting, korek api dan seng sebagai wajan , kami mulai bertualang mencari bahan masak. Pura-puranya lelehan lilin sebagai minyak goreng dan rumput sebagai sayurnya. Ini baru main.

Bunyi minyak goreng ala-ala bertemu rumput kering seolah memasak itu nyata. Sayangnya lilin cepat mengeras dan masakan ngak jadi. Hu. . Hu

Besoknya ide kami menggunakan minyak goreng sungguhan. Si teman mencuri minyak emaknya dan untuk lilin kami patungan membelinya , takut ketahuan karena stok lilin diwarungnya ngak banyak akibat sering kami gunakan.

Tema masakan kali ini adalah telur orak arik, jadi buah dari rumput yang mirip telur kami ambil. Untuk lebih meyakinkan rumput yang panjang dipotong dengan gunting. Pisau ngak boleh digunakan.

Deuuh... Bau minyak goreng sungguhan .Seru. Gosengnya bergantian. Tiba-tiba adiknya nantangin memakan masakan karena melihat sapi masih aman makan rumput dan lagi ini digoreng dengan minyak asli. No, tak ada yang berani

Bosan bermain masak-masak, ganti bermain peran rumah tangga. Jadi ceritanya anak saya sakit dan berobat ke dukun. Buahaa.. Ha..

Rumah kami dipohon rambutan dan jujur itu kali pertama saya manjat pohon. Selama ini dilarang. Sebagai anak saya si teman dan adiknya berperan jadi dukun.

Kami mencari rumput dan bunga diulek sampai hancur kemudian dioleskan ke wajah dan tangan anak saya. Sebelum itu si dukun akan baca-baca dikit. Ha... Ha

Permainan lain yang bikin keringat sekaligus olahraga adalah lompat tali dan dialah guru pertama saya .

Kebahagiaan tak bertahan lama, 6 bulan kemudian teman saya pindah ke kampungnya. Biaya hidup rasanya besar di sini, berharap mengontrak warung bisa membantu nyatanya jual beli lesu.

Penyesalan saya itu lupa nama si teman dan alamatnya. Gimana mau mencarinya di sosmed.

Aah sudahlah.. Kehadirannya melengkapi kepingan cerita masa kecil yang selalu bisa dikenang.

Baca: manfaat bermain dan menghidupkan permainan tradisional

Bermain itu tak hanya sarana bersenang-senang semata tapi juga banyak hal lainnya yang akan didapatkan. Salah satunya keberanian.

Saya dan si uda sepakat untuk tak memberikan gadget kepada anak. Karena kami ingin dia punya sebuah kenangan manis dengan temannya.

No comments:

Post a Comment

Hai... silahkan tinggalkan pesan dan tunggu saya approve ya...
terima kasih udah berkunjung