Resistan Obat TB, Berbahayaa

May 18, 2014

Tuberkulosis  atau dikenal dengan nama TB merupakan penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas TB.
Angka kematian dan kesakitan akibat kuman Mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi. Sepertiga dari populasi dunia sudah tertular dengan TB dimana sebagian besar penderita TB adalah usia produktif (15-55 tahun).  

Indonesia menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) tercatat sebagai negara ke-4 terbesar dalam kasus TB. Pemerintah bekerjasama dengan semua pihak untuk mengatasi masalah ini, tapi apa yang menjadi pangkal masalahnya sehingga TB masih betah hidup? ternyata ada 3 faktor yang menyebabkan tingginya kasus TB di Indonesia. 

Pertama waktu pengobatan TB yang relatif lama (6 – 8 bulan) menjadi penyebab penderita TB sulit sembuh karena pasien TB berhenti berobat (drop) setelah merasa sehat meski proses pengobatan belum selesai. 

Selain itu, masalah TB diperberat dengan adanya peningkatan infeksi HIV/AIDS yang berkembang cepat dan munculnya permasalahan TB MDR (Multi Drugs Resistant). Masalah lain adalah adanya penderita TB laten, dimana penderita tidak sakit namun akibat daya tahan tubuh menurun, penyakit TB akan muncul. 

Pada Serial minggu yang lalu saia menceritakan tentang TB MDR yang diderita hesti. Saat ini hesti sedang di obati, yakinlah TB bisa sembuh. Kepatuhan dan keinginan untuk sembuh adalah syarat yang harus dimiliki oleh seseorang yang menderita TB.

Bentuk kepatuhan yaitu dengan menjalani pengobatan secara teratur  dan rutin meminum obat. Jika hal ini tidak dilakukan, maka naik tingkat menjadi TB MDR. 

Penyebabnya  TByang tidak diobati dengan baik sesuai dengan standar (mulai diagnosis, rejimen pengobatan, kepatuhan dan ketuntasan pengobatan serta terlaporkan agar bisa dipantau kesembuhannya) akan bisa memicu terjadinya TB MDR 

AdaAda 4 tahap TB sehubungan dengan resistensi obat yaitu Obat masih sensitif, bisa diobati dengan 4 jenis obat anti TB (OAT), Terjadinya TB MDR, yang ditangani dengan OAT lini 2 dan Terjadinya Extreme Drug Resistance (XDR), dimana pengobatannya yang amat sulit serta bila sudah terjadi Total Drug Resistance (TDR), maka tidak ada obatnya sama sekali. Indonesia sudah memulai program nasional penanganan TB MDR  yang memang lebih sulit dan jauh lebih mahal dari TB biasa. 

Beberapa dasarnya adalah antara lain diagnosis harus dilakukan berdasarkan kultur di laboratorium yang sudah tersertifikasi oleh lab supra nasional, pengobatan selama 19 - 24 bulan, dilakukan di RS yang ditunjuk, pengobatan yang meliputi suntikan selama sekitar 6 bulan dan diteruskan terapi oral serta memperhatikan jaminan perlindungan infeksi nosokomial.

  Resisten itu,,,,

Setiap penyakit infeksi harus diobati dengan antibiotik dan harus diminum secara rutin sampai habis walaupun penyakit telah sembuh,  pada TB hal ini juga berlaku.

Kebiasaan tidak meminum antibiotik sampai habis dikarenakan tidak tahu ternyata juga ikut terbawa saat  minum obat TB. Akibatnya adalah muncul TB MDR yang terjadi akibat pengobatan TB  yang tidak standar, baik dalam hal paduan, lama dan cara pemberian pengobatan dapat menjadi faktor pencetus meningkatnya jumlah kasus TB resistan obat dan TB MDR .

Resistan (kekebalan) obat adalah perlawanan yang terjadi ketika bakteri, virus dan parasit lainnya secara bertahap kehilangan kepekaan terhadap obat yang sebelumnya membunuh mereka. PAda Obat TB kasus resistan bisa terjadi yaitu Saat  kuman TB belum benar-benar mati, menghentikan atau tidak teratur minum obat padahal sebagian mungkin hanya melemah dan sewaktu-waktu bisa bangkit lagi. Celakanya, kuman yang bertahan hidup setelah mendapat pengobatan tidak tuntas justru menjadi kebal ketika diberi obat yang sama.

Saat obat lebih banyak digunakan, risiko resistensi obat meningkat karena kasus penggunaan antibiotik yang tidak tepat atau putus obat meningkat.

Tingkatan TB pertama sebenarnya bisa sembuh dengan OAT tapi terjadinya resisten terhadap obat lini pertama yang biasanya diresepkan sehingga obat lini kedualah menjadi pilihan untuk TB MDR, kekebalan terhadap minimal 2 obat TBC yakni isoniazid (INH) dan rifampicin .Strain TB yang resistan terhadap obat lini kedua telah diketahui sangat resistan terhadap obat (TB-XDR). Resistensi lini kedua mahal dan membahayakan nyawa karena pilihan pengobatan yang lebih terbatas dan mahal.

Penyebab TB Resistan Obat dapat terjadi karena pemberian obat yang tidak tepat yaitu pasien tidak menyelesaikan pengobatan yang diberikan, petugas kesehatan memberikan pengobatan yang tidak tepat, baik paduan, dosis, lama pengobatan dan kualitas obat.

TB Resistan obat dapat mengenai siapa saja, akan tetapi biasanya terjadi pada orang yang
  • Tidak menelan obat TB secara teratur atau seperti yang disarankan oleh petugas kesehatan
  • Sakit TB berulang serta mempunyai riwayat mendapatkan pengobatan TB sebelumnya
  • Datang dari wilayah yang mempunyai beban TB Resistan obat yang tinggi
  • Kontak erat dengan seseorang yang sakit TB Resistan Obat.
Cara untuk bisa sembuhhh..
1. periksa ke tenaga kesehatan jika ada gejala TB seperti batuk yang tidak biasa, berkeringat dimalam hari, nyeri dada, berat badan menurun. demam

2. minum obat secara teratur , Cuma yang jadi masalahnya pengobatan TB memerlukan waktu yang panjang bisa 6-9 bulan. Selama waktu tersebut seorang penderita harus terus menkonsumsi obat dan tetap kontrol ke dokter. Kepatuhan pasien memang diharapkan dalam pengobatan TB.


 3. memjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan menjaga asupan gizi seimbang, beraktifitas fisik setiap hari dan menghindari perilaku berisiko seperti merokok, menggunakan narkoba, berperilaku seks tidak aman dan lain-lain. 

Periksa kesehatan secara teratur untuk mendeteksi secara lebih dini berbagai permasalahan kesehatan terkait dengan TB, misalnya gangguan immunologis (HIV) atau penyakit Diabetes. Apabila batuk lebih dari 2 minggu diikuti dengan demam, berkeringat pada malam hari dan lesu, segera berobat ke puskesmas/layanan lainnya untuk memperoleh pengobatan sampai tuntas


www.stoptbindonesia.org www.tbindonesia.or.id www.depkes.go.id

You Might Also Like

0 komentar

Hai... silahkan tinggalkan pesan dan tunggu saya approve ya...
terima kasih udah berkunjung

sosial media

LinkedIn

Join

KSB

Total Pageviews

Kelas Growth dari Growthing.id*